Related Websites

Senin, 13 April 2009

Pemilu 2009

Konsekuensi Untuk Para Pengumbar Janji

Pesta demokrasi tinggal menunggu hitungan hari. Partai politik (parpol) dan calon anggota legislatif (caleg) mulai berlomba menarik simpati warga lewat kampanye dengan janji - janji politik.

Jika kita kaji selintas, janji politik lebih banyak tidak dipenuhi ketika seorang calon anggota legislatif terpilih. Ia tidak punya komitmen untuk memenuhi janjinya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa janji politik hanyalah sebuah kampanye untuk menarik pemilih sebesar-besarnya, dan setelah terpilih merasa tidak ada kewajiban untuk memenuhinya. Tegasnya janji politik hanya bersifat sementara alias bohong, yang ketika calon anggota legislatif itu terpilih tidak merasa berkewajiban untuk memenuhinya. Seringkali, mereka yang berambisi untuk jadi wakil rakyat bukan terdorong oleh niat untuk memajukan bangsa dan negara tetapi lebih sering untuk meraih tahta dan harta serta mungkin saja wanita atau pria. Mereka berkilah untuk menang dalam pemilu modalnya banyak, apalagi untuk memasang wajah mereka di media massa, spanduk, baliho, pohon atau plang yang berada di pinggir jalan, sehingga wajar jika mereka ketika terpilih dan menjabat berusaha untuk mengembalikan modal, bunga plus keuntungan yang banyak. Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan modal. Mereka hanya memikirkan bagaimana memenuhi janji mereka kepada tim sukses. Mereka hanya memikirkan bagaimana keluarga besar mereka mendapat kedudukan dan kekayaan. Akibatnya, mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan mereka tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang seharusnya dipikirkan. Semoga apa yang telah saya tulis diatas merupakan hal yang salah, tetapi jika hal itu benar sudah saatnya kita sebagai pemilih harus berani mengikat janji mereka. Sebab fenomena memiriskan hati masyarakat tersebut tidak dapat dituntut secara hukum. Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan sebelum mengikat janji mereka, Pertama, pelajari dan analisis visi, misi dan program saat kampanye. Kedua, ajukan kasus dan permasalahan yang ada untuk diperjuangkan selama mereka menjabat di daerah pemilihan para calon wakil rakyat ketika mereka kampanye. Ketiga, rekamlah dalam bentuk video, ketika mereka menebar janji politik. Hal ini sangat berguna ketika para calon wakil rakyat yang terpilih nantinya tidak memiliki komitmen untuk memenuhi janji mereka. Sebab rekaman tersebut dapat kita putar di lapangan terbuka dan mengundang seluruh elemen masyarakat , pengurus parpol mereka , serta konstituennya untuk melakukan kegiatan nonton bareng video tersebut. Akan sangat menarik kalau acara nonton bareng tersebut mengundang beberapa media massa untuk meliput kegiatan tersebut. Karena media massa merupakan salah satu pilar terbesar dalam demokrasi.

Jika ketiga tahapan tersebut telah dilakukan, hal yang tepat adalah mengajukan rekomendasi hukuman yang memiliki konsekuensi moral kepada para calon wakil rakyat yang akan terpilih. Misalnya dengan cara bekerja sama dengan tokoh - tokoh masyarakat sekitar untuk mengucilkan keluarga mereka disekitar rumahnya ketika ia tidak memenuhi janji kampanyenya. Untuk itu hanya konsekuensi moral yang mampu mengikat janji mereka ketika kampanye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar