Related Websites

Senin, 13 April 2009

Menjadi Pemilih Pemula Cerdas Menuju Pemilu Berkualitas

Pemilu sudah di depan mata, berbagai kalangan dan partai politik sudah siap-siap memperebutkan suara kita. Sebagai pemilih yang cerdas ini merupakan penyadaran, terutama bagi pemilih pemula untuk menggunakan potensi akalnya secara sadar memutuskan suatu pilihan. Ini dapat menekan kegamangan kepada kita caleg mana yang pantas dipilih dari sekian ribu foto mereka yang bertebaran di seluruh penjuru mata angin, baik tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga caleg tingkat pusat.

Untuk itu penting untuk memperkuat kualitas pemilu 2009, sehingga rakyat tidak seperti membeli “kucing dalam karung”. Di sinilah perlu kecerdasan, terutama pemilih pemula di tengah isu kampanye, dengan menabur kata yang selangit namun tak konkrit. Atau tampang-tampang yang memukau di baliho, namun belum tentu sesuai yang aslinya.

Jika kita kaji selintas , ada 34 partai politik yang berhasil lolos menjadi peserta dalam pemilu 2009 ini, 16 di antaranya partai lama, dan 18 partai baru. Ketika hendak menggunakan hak kita untuk memilih salah satu dari mereka yang ada, sebaiknya jangan terburu-buru mengambil keputusan. Harus benar-benar kita pahami isi partai yang akan dipilih. Bagaimana program dan prinsipnya, orang-orang yang ada di dalamnya, dan kerja nyata partai yang bersangkutan “di” maupun “untuk” masyarakat, sejak partai itu didirikan. Partai politik adalah alat untuk mencapai tujuan. Alat, sebaik apapun dia, bergantung pada pengguna dan daya dukung yang memungkinkannya bekerja dengan baik. Tanpa itu, alat, termasuk partai politik, tak lebih dari seonggok barang yang hanya layak berada di tempat sampah. Alat dan tujuan, adalah dua hal yang tak terpisahkan. Entah untuk tujuan baik atau buruk, tetap memerlukan alat untuk mencapainya. Sebagai pemilih cerdas kita harus mengetahui track record caleg, partai dan lainnya sebelum memutuskan untuk memilih. Pemilih juga harus menghukum wakilnya yang telah gagal memegang kepercayaan, dengan tidak lagi memilihnya, bukan berarti harus golput. Golput bukan solusi sebab hanya akan memberi peluang bagi politisi busuk. Pertanyaanya adalah bagaimana kita sebagai pemilih pemula yang relatif belum bisa mengenali partai dan calon wakil rakyat yang benar-benar hendak memperjuangkan kepentingan rakyat tanpa pandang bulu.

Berikut adalah langkah yang harus dilakukan agar kita menjadi pemilih pemula yang cerdas,

Pertama, mampu membuang jauh-jauh ilusi berbagai klaim yang dikampanyekan partai politik. Artinya, jangan langsung mempercayai partai-partai yang mengaku sebagai kaum demokrat, mampu berkarya, menjunjung tinggi hati nurani, membela wong cilik, memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan, mengemban amanat nasional, berjiwa pembaharu, menjunjung kebangsaan, persatuan dan sebagainya.

Kedua, bisa mengenali dengan jernih partai-partai yang hanya bekerja atau mendekati rakyat pada saat menjelang pemilu. Artinya, jangan mempercayai, apalagi memberi dukungan pada partai-partai yang tiba-tiba akomodatif terhadap kebutuhan rakyat. Contoh, partai atau individu-individu dari partai tertentu yang mengobral janji dan sumbangan perbaikan jalan serta sarana umum lainnya saat menjelang pemilu. Atau partai politik yang menyuap pemilih agar memilih partainya. Jangan pernah mempercayai partai politik seperti itu, sampai kapan pun.

Ketiga, memiliki pengetahuan tentang seluk-beluk politik, partai politik, konstitusi, parlemen dan ketatanegaraan Indonesia yang mencukupi. Tanpa pengetahuan itu, memilih partai politik dalam pemilu sama dengan membeli barang yang tak jelas juntrungannya. Bukan keuntungan yang kita dapat, tetapi kerugian.

Keempat, Riset dan selidiki track record caleg pilihan Anda. Cek di internet, apa saja yang sudah ia katakan, lakukan, latar belakang pribadi, pendidikan, prestasinya, atau afiliasi kelompok atau politiknya. Kalau sudah terkenal biasanya ia punya website/blog pribadi, sehingga kita akan mudah mendapatkan data dan informasi yang cukup tentang caleg itu.

Kelima, Tapi kalau ia tidak pernah atau jarang bersentuhan dengan dunia media, baik

cetak, elektronik, maupun internet, lakukan secara offline. Memang butuh waktu ekstra, misalnya dengan bertanya2 kepada tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya, teman-temen sekolahnya, koleganya, atau bahkan pesaing-pesaingnya.

Keenam, Kalau ada kesempatan, ajak si caleg berdiskusi secara langsung. Mulailah dari tema-tema yang menjadi concern-nya (Dapat kita lihat dari poster, spanduk, dan atribut kampanyenya yang lain—yang seringkali hanya slogan tanpa konsep), hingga berkaitan dengan isu-isu yang menjadi kepentingan bangsa. Misalnya, soal perekonomian dan kesejahteraan umat, harga BBM dan lain-lain.

Ketujuh, Pastikan juga dalam proses di atas, apakah ia orang yang FAST (fathanah, amanah, shiddiq, tabligh), atau tidak, dan lain-lain. Gagasan dari caleg yang layak pilih adalah gagasan yang rasional dan mencerdaskan, mendewasakan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah cukup yakin dengan pilihan Anda, lebih jauh lakukan “kontrak politik” dengan caleg pilihan Anda. Buat komitmen permanen, untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Bentuknya bisa berbentuk lisan maupun tertulis, bersama-sama atau sendiri. Isinya bisa apa saja, apakah berupa janji kalau ia terpilih menjadi wakil rakyat, ia akan memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan umat atau rakyat dan lain–lain.

Meski telah memasuki massa tenang sedang berlangsung, tidak ada kata terlambat untuk mencari tahu. Kini pemilu semakin tinggal menunggu hitungan menit. Kampanye janji-janji sebentar lagi akan digelar. Sebagai pemilih cerdas, tidak perlu menghabiskan tenaga dan pikiran karena bingung akan memilih partai yang mana. Cukup kita jalani ketujuh tips diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar