Related Websites

Senin, 15 April 2013


Tawa dari Empat Comic Muda

Apa yang ada dalam benak kalian ketika mendengar FANTASTIC 4..??? Iya… tentu saja, sebuah karya dari MARVEL COMIC yang dijadikan sebuah film, bagi yang pernah menonton film ini merupakan empat pahlawan yang berasal dari korban radiasi kecelakaan di luar angkasa yang mengakibatkan berubahnya fungsi tubuh dan genetik mereka. Cukup! Sebab disini tidak akan membahas mengenai hal tersebut tetapi saya akan membahas sebuah mini show Stand Up Comedy dengan judul FUNTASTIC 4. Empat Comic muda ditambah MC Panca Atis yang menggelar pertunjukan ini terbilang berhasil menuai tawa pada pertunjukkan yang diadakan pada Sabtu,13April 2013 kemarin di Royal Taste Caffee.
Sebuah kafe yang terletak di daerah Cipete, Jakarta Selatan itu memang dapat dikategorikan layak untuk sebuah pertunjukan kecil StandUp Comedy, dengan panggung berukuran 2 x 3 meter dengan bar dan mesin pembuat minuman disamping kanan dan kirinya. Disana terlihat suasana penjaga tiket dengan standing banner dari KomtungTv sebagai pendukung acara ini. Ditambah lagi pemilik kafe yang sangat baik dengan memberikan compliment softdrink kepada pengisi acara dan penyelenggara. Meski agak sedikit mengganggu ketika comic yang sedang perform dengan suara blender dan mesin peracik kopi, tetapi itu tidak menjadi hal yang serius bagi ke empat comic muda ini untuk mengeluarkan bit nya hingga usai pertunjukkan.
Dimana keempat comic tersebut adalah Pawpaw @PawpaoST yang berasal dari komunitas Stand Up Kaskus , Erwin @interwin dari Standup Jakbar dan 2 Comic Muda dari Stand Up Indo Bekasi yaitu Ahim @ahim_cux dan Riko @oomjenggot.
Acara yang dimulai sekitar jam delapan lewat empat puluh lima menit, dengan tiket yang laku terjual sekitar 30 an.
Memulai dengan pembukaan dari MC Panca Atis yang mengeluarkan bit khasnya membawa suasana terasa lebih lucu.
Pada penampil pertama yaitu pawpaw dari Stand Up KASKUS terlihat agak sedikit nervous dan tegang, wajar sebab ini kali pertama show berbayar yang dilakoni oleh gadis yang berparas tampan ini namun pada akhirnya berhasil sukses dan PECAH dengan durasi lima belas menit. “ Tuhan Tidak adil sama Gue, Dia hanya memberikan wajah ganteng sama gue tapi tidak memberikan ‘perkakasnya’dan memberika jakun tapi hanya memberikan ‘buah cherry’ sebagai pemanis.” –Bit dari @pawpaoST
Sedangkan penampil kedua yaitu Erwin seorang keturunan China yang berasal dari Stand Up Jakarta barat, juga berhasil menuai tawa dengan bit China yang menjadi keresahannya.
“ Dalam permainan sepakbola jika ada pemain yang melakukan pelanggaran fatal maka wasit pada umumnya akan mengeluarkan kartu merah sebagai sanksi, tetapi hal itu akan menjadi berbeda ketika sang wasit orang Cina, kalo dia akan mengeluarkan kartu remi untuk main Qiu – Qiu dan buka lapak judi” – Bit dari @interwin

Pada penampil ketiga bertubuh besar dan persis seperti personil Fantastic 4 berbadan batu yaitu The THING yaitu Ahim berasal dari Stand Up Indo Bekasi juga berhasil memecah suasana dengan bit satir kepada kondisi dan keadaan sosial yang terjadi, disini comic yang berprofesi sebagai Abdi Negara yang berkantor di Badan Pemeriksa Keuangan Negara ini terlihat sangat menikmati dan nyaman dengan pertunjukan ini. Berjoget sebelum memulai bitnya dengan lagu pengiring Rhoma Irama, dan sehari sebelumnya Comic Tambun ini juga menjadi pembuka show TANPA BATAS GOES TO CAMPUS milik Sammy @notaslimboy di STAN Bintaro.
“ Kemarin saya baca di Koran untuk membangun Gereja di Jakarta sangat sulit prosesnya, sedangkan untuk membuka sebuah mini market Se*el gampang dan dimana2 ada. Ketakutannya adalah Alay jadi Agama Baru dan Kristen Jadi Gaya Hidup” – Bit dari @ahim_cux

Terakhir sebagai penutup yaitu comic dari Stand Up Indo Bekasi yaitu Riko, dia berhasil memcah tawa dengan bit absurd selama 20 menit lebih. Comic muda yang bekerja sebagai mekanik di Sebuah bengkel besar di Jakarta ini juga sempet ngeriffing Comic Senior yang hadir pada malam itu dan berhasil menuai tawa.
“ Semua makanan sekarang aneh semua pedes kayak kesetanan, contohnya Rawon Setan, Bakso Setan , dan dirumah gw ada berasa setan. Tapi begitu gw mau beli malah dimarahin sama yang punya warung. Lu kira Shampo beli beras sachetan” – Bit dari @oomjenggot
Serta riffing kepada beberapa comic senior yang hadir pada malam itu.
“Disini ada Awwe , Rindra Ponakannya Om, Adjis , Heri horeh dan Sammy mereka itu kalah sama Titiek Puspa karena dia artis tiga jam an, sedangkan mereka itu artis setengah jam an, karena tampil dari jam setengah sebelas sampe jam sebelas malam doank.”
Acara ini tentu saja didukung oleh Keluarga Besar Stand up Indo , KOMTUNG TV , dan Royal Taste Kaffe and Lounge. Dibantu juga oleh beberapa orang dari Septian Dwi Cahyo Studio, Indomime , dan Stand Up KASKUS sebagai panitia yang turut menyukseskan acara ini.
Pada malam itu juga seperti biasa MC Panca Atis mengakhiri pertunjukkan dengan bit closing sebanyak 15 bit yang menjadi request dari sebagian penonton dan membuat tertawa. Salah satunya adalah. “Nikita Willy, Nikita Mirzani , Ni Gue Panca”
Pada malam itu juga dibuka openmic dadakan oleh adjis doa ibu, dengan line up Whisnu Koplak, Hernawan Yoga , Arya Novrianus dan Rindrayana Ponakannya Om yang membuat gelak tawa pengunjung yang masih nongkrong usai pertunjukkan dan pekerja kafe.
Semua pengisi acara berterimakasih kepada : Stand Up Indo , Komtung TV, Royal taste, Stand up indo DPK , Stand Up indo Bekasi , Stand Up Ciledug, Stand Up Jakbar, Stand Up Jakut, Stand up BTS, Stand Up KASKUS, Indomime dan untuk nama yang tidak disebutkan kami mengucapkan terima kasih banyak. VIVA LA KOMTUNG…!!! Jangan lupa untuk melihat langsung beberapa pertunjukkan dari comic lainnya di bulan April 2013 yang pasti seru bisa cek dan lihat jadwalnya di akun @Komtungtv dan www.komtungtv.com

Wassalam. Shalom Aleichem.

Warm Regards
-Mic Mati-

Sabtu, 26 September 2009

Asuransi : Kepastian Untuk Menjawab Ketidakpastian

Masih jelas rasanya gambaran dibenak kita mengenai kejadian – kejadian yang melanda negeri, baik dari pemboman , gempa bumi , banjir bandang dan kejadian – kejadian yang tidak pasti dan kita duga sebelumnya. Namun kini ada hal untuk meminimalisir ketakutan – ketakutan dan sesuatu hal yang tidak pasti tersebut. Asuransi adalah jawaban yang tepat untuk meminimalisir dari keadaan – keadaan tersebut.

Sebab asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya. Secara tidak langsung adanya sebuah jaminan akan adanya ketidak pastian.

Karena, fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya.

Namun, sebagai hal yang perlu diingat adalah fungsi dari asuransi bukanlah untuk mencari keuntungan, tetapi mengalihkan resiko kerugian yang mungkin kita hadapi ke pihak lain (dalam hal ini perusahaan asuransi). Sebab selama ini hanya citra seperti itu lah yang melekat pada sebuah perusahaan asuransi.

Karena pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari tertanggung.

Sebagai catatan penting dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. (www.wikipedia.or.id)
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima resiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Dalam konteks ini, fungsi proteksi pada asuransi secara tidak langsung diperuntukkan guna mendatangkan kesejahteraan bagi para nasabah. Artinya, selain mendapatkan proteksi dari berbagai kejadian tak terduga/kemalangan, nasabah/pemegang asuransi juga bisa merencanakan pengelolaan keuangan jangka panjang melalui pembelian produk asuransi dengan unsur investasi. Sehingga para nasabah terhindar dari sebuah resiko yang mengancam. Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Tetapi tidak semua resiko pula yang dapat diasuransikan, berikut perihal tanggungan resiko yang dapat diasuransikan Resiko-risiko yang dapat diasuransikan adalah : risiko yang dapat diukur dengan uang, risiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi), risiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan), risiko partikular (risiko dari sumber individu), risiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental), insurable interest (tertanggung memiliki kepentingan atas obyek pertanggungan) dan risiko yang tidak bertentangan dengan hukum. Dan untuk itulah asuransi muncul untuk menjawab kenyataan yang ada. Munculnya skema ini bisa memberikan rasa aman bagi para nasabah dan mereka bebas dari kekhawatiran perihal risiko keuangan di masa mendatang, serta kepastianlah yang ada untuk menjawab ketidak pastian.

22/09/2009

Selasa, 18 Agustus 2009

Mengenang Kepergian si Burung Merak

Kemarin dan esok adalah hari ini / Bencana dan keberuntungan sama saja / Langit di luar langit di badan bersatu dalam jiwa//
Kabar duka masih menggelayut di Bengkel Teater Rendra di Citayam, Depok. Belum habis rasa duka yang mendalam dengan kepergian seniman fenomenal Mbah Surip (52) yang dikebumikan Selasa (4/8) malam, kabar duka datang lagi.
Setelah dirawat karena menderita serangan jantung koroner, budayawan dan penyair besar Indonesia WS Rendra wafat pada usia ke-74 di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat.
Pendiri Bengkel Teater yang termasyur itu dikenal sebagai seniman serba bisa, tidak hanya budayawan terkemuka nasional, penyair dan dramawan besar, namun juga seorang aktor.
Disutradarai Sjuman Djaya, dan berpasangan dengan aktris Yati Octavia, pada 1977, Rendra pernah membintangi film remaja "Yang Muda Yang Bercinta," namun kemudian dilarang beredar karena tujuan-tujuan politis saat itu.
Dalam salah satu penampilan puisi terkenalnya pada Mei 1998, di ruang gedung DPR RI semasa awal reformasi, almarhum berorasi dengan membacakan puisi karya aktivis dan penyair Wiji Thukul yang kesohor, "Hanya ada satu kata, Lawan!"
Jauh sebelum itu, pada 1990an, bersama para seniman dan musisi seperti Iwan Fals, Setiawan Jodi, Sawung Jabo, dan lainnya, Rendra menggelar konser Kantata Takwa yang fenomenal dan mengusik rezim Orde Baru saat itu, diantaranya dengan menggelegarkan lagu "Bento" yang penuh kritik.
Di luar kehidupan rumah tangganya yang ramai oleh perhatian media, Rendra mungkin merupakan salah seorang sastrawan Indonesia paling berpengaruh tidak hanya pada dunia seni dan sastra nasional kontemporer, namun juga pergerakan sosial dan politik Indonesia pada empat dekade terakhir.
Lahir pada 7 November 1935 di kota Solo, Jawa Tengah, Rendra yang juga cerpenis ini pernah berkuliah pada Jurusan Sastra Inggris, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, setelah sebelumnya menamatkan SD sampai SMA di St. Yosef, Solo, pada 1955.
Pada 1964, dia memperoleh beasiswa dari American Academy of Dramatical Art, sampai selesai menempuhnya pada 1967.
Salah seorang ikon sastra nasional yang dikenal dengan sebutan "Si Burung Merak" ini terlahir dari pasangan Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah, dengan nama Willibrordus Surendra Broto Rendra.
Sejak masa remaja, Rendra sudah terbiasa menulis naskah drama sampai kemudian menjadi salah seorang dramawan besar Tanah Air, namun dikenal sebagai sastrawan independen dan memiliki ciri khasnya sendiri.
Oleh karena itu, mengutip Prof. A. Teeuw dalam "Sastra Indonesia Modern II (1989)" seperti ditulis Wikipedia Indonesia, Rendra tidak termasuk pada satu pun angkatan sastra Indonesia, baik Angkatan 45, Angkatan 60an dan Angkatan 70an.
Rendra menikah tiga kali dengan tiga perempuan berbeda. Pertama pada 31 Maret 1959 dengan Sunarti Suwandi yang darinya dia dikarunia lima anak, yaitu Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa dan Klara Sinta.
Kedua, pada 12 Agustus 1970, dia menikahi murid seninya yang juga keturunan Keraton Yogyakarta, Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat. Dari Sitoresmi, Rendra dikaruniai Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati.

Terakhir, Rendra menikahi Ken Zuraida, hingga kemudian dikarunia Isaias Sadewa dan Maryam Supraba. Pada 1979 dan kemudian pada 1981, Rendra berturut-turut menceraikan Sitoresmi dan Sunarti.
Diantara belasan naskah drama terkenalnya adalah "Orang-orang di Tikungan Jalan," "Panembahan Reso," dan "Kasidah Barzani." Rendra juga menulis banyak puisi dan sajak, diantaranya yang terkenal adalah "Nyanyian Angsa" dan "Sajak Rajawali."
Rendra juga beberapa kali memperoleh penghargaan sastra, diantaranya :
* Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Depdikbud,Yogyakarta (1954)
* Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
* Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
* Hadiah Akademi Jakarta (1975)
* Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
* Penghargaan Adam Malik (1989)
* The S.E.A. Write Award (1996)
* Penghargaan Achmad Bakri (2006). (wikipedia.or.id)

Dia pamit bukan tanpa pesan. Melalui sakit yang agak lama dideritanya, sudah ada tanda-tanda sebagai pesan untuk pergi. Si Burung Merakpun terbang bebas menempuh jalan tak terelakkan, yaitu jalan maut miliknya. WS Rendra, sang penyair, sang dramawan, sang eseis, dan budayawan yang digelar Si Burung Merak, dalam sosoknya yang spiritual, telah terbang melepaskan jasad buminya ke langit tinggi yang tak berawan, juga tak bermega mendung, dan tanpa ruang dan waktu yang menggoreskan makna kesementaraan.
Rendra, Si Burung Merak perkasa, telah masuk ke suasana akhirat yang mungkin sangat dekat, dan sekaligus sangat jauh dari tanah air, dari bumi, dan dari alam kefanaan yang menjadi bagian dari lingkungan hidup kita.
Rendra tergolong mereka yang berdiam di angin karena hanya mau berdiri tegak di atas kebenaran meski harus hidup berseberangan dengan banyak orang, terutama dengan mereka yang tenggelam di dalam lumpur kebejatan kekuasaan dan materi. Dia menyatakan, telah kusetubuhi hidup ini dan kutemukan bahwa hidup ini tak perawan lagi.
Rendra bergumul dan bergelut intens dengan hidup ini atau menyetubuhi hidup ini dan menikmatinya dengan caranya sendiri. Dia memasuki hidup ini secara total dan tuntas meski orang lain pun sudah memasukinya dengan caranya masing-masing secara dangkal dan asal-asalan sehingga yang ditemukan bukan orgasmus rohani yang terlepas dari ikatan bumi, melainkan rasa kecewa, rasa bimbang, gamang, dan bahkan frustrasi keduniawian.
Cara Rendra yang telah sungguh-sungguh memasuki kedalaman hidup yang sarat makna telah menghadirkan citra dirinya sebagai sebuah cermin datar bening. Setiap orang dan bahkan masyarakat, bangsa, dan pemerintah dapat bercermin diri ke dalam cerminnya untuk menemukan kurap dan kudis, kuman dan cacat, aib dan dosa dari dirinya atau lembaganya masing-masing.
Kadangkala kejujuran dan keberanian cermin memantulkan secara satirik dan bahkan sarkastis wajah dan tampang objektif setiap orang yang mau bercermin. Siapa yang jujur dan berani menatap wajahnya sendiri dapat mengubah wajahnya lebih baik dengan sikap, tutur kata, dan tindakan nyata yang manusiawi dan berkeadilan.
Senyumnya yang energetik memancarkan energi kemanusiaan dan keadilan melalui karyanya seperti puisi, drama atau teater, dan esei-esei formal atau literer. Sebagai pencinta manusia dan kemanusiaan, dia menjalani sebuah hidup yang terkesan sosialis karena menemani siapapun secara akrab tanpa membedakan suku, agama, profesi, gender, nasionalitas, dan status sosial.
Keagungan dan keanggunan gaya hidup humanistik yang penuh rasa iba kemanusiaan mencitrakan dirinya sebagai seniman bertampang super yang dikiaskan pada burung merak dengan bentangan bulu-bulunya yang penuh warna cemerlang dan kemilau. Si Burung Merak sudah menjelma menjadi burung mitos dalam diri sang raja penyair dan dramawan modern Indonesia, WS Rendra.
Si Burung Merak sudah kembali ke langit melalui rahim bumi, rahim Ibu Pertiwi, yang menerima jasad tubuhnya. Ars longa, vita brevis, karya seni dan buah karya Rendra yang lain akan bertahan jauh lebih lama dari usianya yang sudah selesai dijalaninya. Kita akan tetap bisa berdialog dengan Rendra yang hidup dengan mengapresiasi dan mendalami makna-makna kebenaran, kebaikan, juga berbagai makna pesona serta haru kemanusiaan dalam karya-karyanya, terutama dalam contoh hidupnya yang konsekuen sebagai seniman sejati hingga saat menerima mautnya.
Si Burung Merak sudah terbang jauh dan kehilangan bayang-bayang kepakan sayap-sayapnya dari tatapan mata kita. Namun, sang tokoh yang agung dan anggun itu akan selalu menjadi cermin menarik tempat kita dapat bercermin diri.

Rabu, 03 Juni 2009

Facebook : Solusi Atau Problem ?

Demam facebook sepertinya tengah melanda masyarakat kita belakangan ini. Tidak hanya terbatas pada masyarakat kota besar, tetapi facebook, dalam artian yang lebih luas internet, telah lazim dipakai oleh masyarakat kota kecil.

Kemudahan akses internet yang disediakan oleh berbagai provider membuat facebook menjadi lebih populer dibandingkan pendahulunya, friendster. Selain facebook, sebenarnya ada beberapa situs pertemanan lain misalnya twitter, myspace, kaskus, dll.

Di Indonesia facebook merupakan situs yang tergolong banyak diminati, mungkin salah satunya karena facebook termasuk situs yang ‘bersih dan tertutup’. Artinya kita bisa menyeleksi siapa saja yang kita ijinkan masuk dalam daftar teman kita.

Facebook (disingkat FB) yang mendunia dan banyak menjaring pengguna dalam waktu singkat ditemukan pada tahun 2004 oleh seorang mahasiswa Harvard yaitu , Mark Elliot Zuckerberg (lahir 14 Mei 1984; umur 25 tahun). Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah seorang programer komputer dan pengusaha asal Amerika Serikat. Menjadi kaya di umurnya yang relatif muda karena berhasil mendirikan dan mengembangkan situs jaringan sosial Facebook di saat masih kuliah dengan bantuan teman Harvardnya Andrew McCollum dan teman sekamarnya Dustin Moskovitz dan Crish Hughes. Saat ini ia menjabat sebagai CEO Facebook.

Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika. (id.wikipedia.org)

Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders. Zuckerberg mengklaim bahwa 60 persen anggota FB mengunjungi FB mereka setiap hari untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh teman-teman mereka karena informasi tentang aktivitas dari orang-orang yang masuk dalam jaringan penggunanya selalu updated.

Sebagai sarana "gaul dunia maya" terpopuler, FB berbeda dari situs lain, penggunanya dapat "mengintip" foto ataupun pertemanan anggota yang lain, sehingga meski bukan tidak mungkin menganggap FB sebagai sarana pornografi masih dipertanyakan dan berkesan berkelebihan.

Belakangan kritikan muncul dari sejumlah ulama karena FB dianggap dapat mendorong terjadinya perselingkuhan, sehingga mereka mencari jalan untuk membuat regulasi perilaku online di Indonesia.

Maklumat ini dimaksudkan untuk memperingatkan Muslim Indonesia karena banyak di antara pengguna FB adalah siswa, dan dikhawatirkan FB disusupi cyber pornography.

Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa sebagian ulama sering mengaitkan sesuatu dengan aktivitas seksual, apakah mereka secara konstan berpikir tentang seks?

Jika dilihat dari segi sosial, seringkali kita bisa berkomunikasi kembali dengan teman lama kita, menjalin silaturahmi, dll. Facebook juga bisa menjadi tempat dakwah, saling berbagi ilmu, dan membentuk komunitas-komunitas yang positif.Apa itu salah?

Bahkan, para kandidat dari capres , dan cawapres di negeri ini juga menggunakan facebook sebagai media berkampanye. Bahkan ada beberapa teman saya yang memiliki hobby menulis lalu mempublikasikannya di facebook yang berisi tentang pencerahan – pencerahan agama , politik , sosial , dan budaya. Lalu apakah tindakan mereka itu juga disebut haram? Dikarenakan mereka menggunakan media yang haram. Alangkah kasihannya mereka!

Analogi sederhanya adalah jika ada buku porno, yang haram adalah tindakan orang dan policy yang mencetak buku porno tersebut, bukan mesin cetaknya. Kalau mesin cetak dianggap haram, ulama yang menfatwakan itu bukankah konyol?

Selain itu, saya juga bertanya-tanya kenapa cuma facebook yang dipermasalahkan? Toh masih permasalahan yang melanda di negeri ini, seperti kemiskinan dan kesejahteraan atau mengenai ulama – ulama yang meminta bayaran dalam berdakwah.

Lagian, menurut saya facebook sangat menghargai privasi kita dan facebook sangat menjaga keamanan pengguna. Misalnya saja bila kita memasang foto yang dinilai sedikit vulgar, facebook seringkali menghapus foto tersebut.

Sebab dalam Islam yang saya fahami, harus dibedakan antara hadharah dan madaniyah. Hadharah adalah sekumpulan ide, keyakinan, konsep yang muncul dari ideologi tertentu, atau merupakan derivasi dari pandangan hidup tertentu. Maka jika sekumpulan ide, keyakinan, konsep ini bertentangan dengan akidah Islam maka hukumnya haram.

Sedangkan iptek setahu saya itu termasuk madaniyah 'aam yang bebas nilai. Termasuk internet dan segala aplikasinya. Kalau pun dianggap haram, yang lebih tepat adalah ide, gagasan atau tindakan (hadharah) yang menciptakan aplikasi internet itu, bukan internetnya sendiri.

Situs jejaring sosial yang bisa merekatkan silaturahmi itu halal (apalagi untuk dakwah), tetapi situs jejaring sosial untuk kencan sex itu yang haram.

Lebih efektif jika wacananya diarahkan kepada tindakan orang dan policy-nya yang ada dibalik internet atau aplikasinya. Merasa Facebook sebuah problem? Usulkan policy yang bisa menghilangkan kemudharatan tersebut. Atau buat aplikasi jejaring yang baru yang lebih baik, bukan dengan cara mengeluarkan fatwa – fatwa konyol.

Bagaimanapun facebook adalah salah satu teknologi. Tak perlu dibenci, karena teknologi dicipta untuk mengakomodasi. Apapun tujuan awal penciptaan facebook, asal kita selalu berhati-hati, Insya Allah akan terhindar dari yang tidak diingini.

Lalu, mereka memiliki pandangan yang dangkal tentang kemampuan pengikut mereka untuk membuat keputusan bagi diri mereka yang berakibat pada kebutuhan untuk melarang banyak hal.

Semoga ini dapat menjadi sebuah refleksi kita bersama , apakah facebook sebuah solusi atau problem?

Minggu, 17 Mei 2009

Manuver dan Konspirasi Panoptikan


Sebuah ironi membungkam karir dan nama baik seorang Antasari Azhar, tokoh pemberantas kejahatan keuangan negara ini justru terhempas oleh isu kurang sedap, akibat terlibat asmara dengan caddy cantik dan berujung maut pada direktur PT. Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Pasal 340 KUHP telah dijadikan kepolisian untuk mengirim Antasari ke balik jeruji besi. Sesuai pasal 32 angka 1 UU No 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, besar kemungkinan Antasari Ashar akan diberhentikan selamanya daripada sekadar diberhentikan sementara karena menjadi terdakwa dalam kasus tindak pidana kejahatan.

Kasus Antasari telah "membajak" kasus-kasus yang lain dalam pemberitaan, bukan saja karena yang bersangkutan adalah Ketua KPK (sekarang diberhentikan sementara), tapi juga karena di antara sekian dugaan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan Nasrudin, motif "cinta segitiga" antara Nasruddin, Rhani dan Antasari telah menjadi dugaan yang paling mengemuka. Rani Juliani si mantan caddy yang tadinya nobody, tiba-tiba menjadi somebody!

Pemberitaan telah terkonstruksi pada masalah asmara, bukan tereksplorasi pada berbagai kemungkinan. Aspek ini memang paling mudah menarik perhatian bukan saja karena dugaan ini "seksi," tapi juga karena kekuasaan, uang dan perempuan dianggap three-in-one.

Benar atau tidaknya tuduhan asmara terhadap Antasari menjadi hal yang kesekian, dugaan ini telah menjadi bola panas di berbagai media.

Munculnya kasus Antasari-pun menjadi plus-plus. Sejumlah anggota DPR mempertanyakan keabsahan keputusan KPK minus Antasari, meminta KPK tidak melakukan apa-apa, kental nafsu kebirinya, padahal kepemimpinan KPK bersifat kolektif-kolegial. Memang banyak yang tak nyaman dengan Antasari, tak kurang yang "membonceng" ketika kasusnya merebak, sehingga bukan hanya kedinya yang plus-plus, tapi juga spekulasi terkait kasus tersebut.

Adanya kasus Antasari Azhar yang ada saat ini, seperti ada hipokrisi di sebuah lembaga yang menyandang nama baik di negeri ini. Bahkan, pameo (Nasihat klasik) bahaya tiga “Ta” harta , tahta , dan wanita seakan menjadi realitas.

Jika kita melihat pada sejarah romantika kekuasaan di kerajaan Romawi, Julius Caesar harus tunduk pada kemolekan Cleopatra tanpa perlu memperhitungkan akal sehatnya. Kekuasaan tampaknya sangat dekat dengan konspirasi. Apalagi , untuk sebuah lembaga yang menjadi musuh besar bagi para koruptor.

Panoptisisme

Jika kita membuka cakrawala berpikir, seperti ada gelisah dan khawatirnya dengan kemungkinan ketua KPK itu menjadi korban semacam konspirasi orang-orang yang menaruh dendam kesumat terhadapnya atau orang – orang yang kedoknya akan terbuka oleh institusi ini. Itu akibat banyak tokoh dan pejabat terkemuka yang dikirim ke penjara oleh KPK karena korupsi. Jika berlandaskan dengan hal tersebut, hal ini memungkinkan adanya manuver panoptikan.

Hal ini merupakan sebuah istilah yang digagas oleh Michael Foucault dalam karyanya, Discipline and Punishment. Foucault menyebut panopticism sebagai bentuk pengendalian dan pengawasan yang menekankan pada gerak individu didalam sebuah ruang dan senantiasa ada, tanpa diketahui orang yang sedang diawasi. Tujuannya adalah menghancurkan elemen yang dianggap berbahaya. Panoptikan dapat menjadi sesuatu yang disadari maupun tidak oleh warga kotanya.

Kehadiran panoptikan pun membentang dalam rentang waktu yang tidak terbatas, namun mengambil bentuk yang berbeda.

Apabila panoptikan itu diterapkan dalam ruang politik, manuver tersebut merupakan bentuk pengendalian ruang, sosial, dan ekonomi, yang dilakukan oleh agen-agen sosial untuk menciptakan kepentingan – kepentingan tertentu. Pengawasan tersebut dilakukan dalam dua strategi yaitu pengisolasian individu dalam ruang, dan mengusir orang yang tidak diperkenankan untuk berada di dalam sebuah ruang.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk membeberkan gagasan Foucault, melainkan kaitannya mengenai kasus Antasari Azhar yang diduga menjadi dalang dibalik kejadian semua ini, secara menarik hal yang digagasnya, yaitu mengenai panopticism (panoptikan). Maka manuver panoptikan ini sangat berkaitan dengan kondisi yang dialami oleh ketua KPK saat ini. Dimana Antasari Azhar telah dikendalikan dengan menggunakan kedua strategi tersebut. Tentu saja ini merupakan konspirasi grand scenario besar bagi orang yang menaruh dendam kesumat atau orang yang takut kejahatannya akan terbongkar dan ini dilakukan juga untuk memojokkan institusi pembasmi koruptor.

Karena mereka dianggap berbahaya, dan harus disingkirkan. Tentu saja, penyebab ini juga menjadi salah satu faktor, terciptanya konspirasi tersebut.

Manuver itu mengakibatkan tiga hal, pertama adalah terbentuknya opini bahwa lembaga pemberantas korupsi yang superbody saja tercoreng mukanya oleh perilaku orang dalam sendiri yang tidak bersih dari praktik-praktik berbau moral, maka tidak ada lagi institusi penyidik yang bisa diharapkan segera menghabisi koruptor.

Ini mirip kasus penangkapan anggota Komisi Yudisial (KY) Irawadi Joenoes oleh KPK. Mantan jaksa itu kemudian divonis 8 tahun penjara karena terbukti menerima suap. Irawadi jelas tidak ''jatuh'' sendirian, tetapi secara citra lembaganya ikut tercoreng. KY seolah meredup pamornya setelah itu. Padahal, dalam sidang pengadilan, KY secara institusional tak terbukti terlibat.

Kedua, akan ada kasus korupsi yang tidak akan terselesaikan atau menggantung , sebab dengan berkurangnya satu orang, sangat mungkin terjadi kedudukan berimbang dalam voting. Jika demikian yang terjadi, akan sangat sedikit perkara yang bisa diputus KPK dan itu sangat mungkin terjadi. Hal itulah yang dikhawatirkan banyak pihak.

Ketiga, ini merupakan hikmah berharga bagi untuk para pemimpin dan calon pemimpin, sebab konspirasi busuk sangat dekat dengan kekuasaan.

Keempat, kinerja KPK yang melambat atau berjalan pelan akan mematikan spirit dan antusiasme masyarakat untuk bahu-membahu melawan korupsi. Itu berbahaya dan semakin menjauhkan negeri ini dari mimpi kesejahteraan, reformasi birokrasi, dan sebagainya. Atau, ini merupakan bagian dari skenario para koruptor untuk mematikan KPK? Atau, pihak lain yang menghendaki Indonesia tetap menjadi bagian dari rantai kemiskinan? Siapa tahu ?

Namun, jika Antasari kelak terbukti dan menjadi terdakwa yang harus diketahui adalah Antasari hanya individu bukanlah institusi pemberantasan korupsi, jadi kelakuan salah seorang penyidik di KPK itu memang tidak bisa dianggap representasi semua perilaku orang dalam KPK. Sebab opini buruk yang terlanjur berkembang luas jika tidak segera dapat dihapus akan menjadi tamparan memalukan bagi reputasi, citra, dan kredibilitas KPK sebagai superbody pemberantasan korupsi. Lalu, pemerintah harus tegas dan menggantinya sesuai dengan mekanisme Undang – undang yang telah ada.

Namun, ke mana pun arah perkembangannya, perlulah diingatkan bahwa masyarakat tidak dapat dibohongi. Siapa pun yang mencoba berbohong, tidak jujur, atau membuat rekayasa, betapa pun canggihnya, akan sia-sia. Benar kata sebuah ungkapan, "Crime does not pay." Sejarah telah membuktikannya. Berkali-kali.

Sekali lagi, sekedar mengingatkan agar berhati – hati terhadap manuver panoptikan, sebab kita tidak tahu bahwa telah diawasi dan dikendalikan oleh agen – agen sosial ke dalam keadaan yang sarat kepentingan.

Sabtu, 02 Mei 2009

D.I.Y

Melawan Budaya Konsumtif
DIY (Do. It. Yourself)

ini budaya atau kebudayaan terlalu sering dibicarakan dalam tema-tema besar yang serba abstrak. Seperti dalam pidato-pidato kebudayaan yang menuntut refleksi yang dalam dan kecerdasan nalar-logika yang rumit. Tentu saja ruang-ruang perenungan budaya seperti ini penting. Pada (KOMPAS , 01 Mei 2009) Rubrik FOKUS yang membahas tentang bahaya laten budaya konsumtif yang mungkin saja bisa berimbas pada titik nadir peradaban, tentu saja hal ini membuat gelisah bagi sebagian orang. Di satu sisi, ia bersumber dari dalam, berupa feodalisme dan di sisi lain, ia datang dari luar, dari konsekuensi-konsekuensi globalisasi dan transnasionalisasi nilai-nilai budaya yang dipengaruhi oleh banyak faktor , sehingga media massa juga merupakan salah satu peran yang paling dominan lahirnya budaya ini.

Kehidupan kita banyak terhanyut iklan, produk teknologi modern, dan gaya hidup yang serba instan. Keadaan itu semakin ditunjang oleh sistem dunia yang memberi ruang sangat besar pada tumbuhnya kapitalisme dan korporasi global.

Baik dari iklan – iklan ,dan banyak tayangan di televisi tidak mendidik dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup glamor, kekerasan, dan mistik yang menumpulkan akal sehat.

Pelan tapi pasti, sinetron-sinetron yang ada ditelevisi memberikan pengaruh negatif bagi anak-anak muda, khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan, mulai dari cara berpakaian, makan, minum, berbicara hingga bergaul. Tetapi tidak elok sepertinya jika kita hanya menyalahkan media massa , sebab kita tidak akan menemukan sebuah solusi jika hanya menyalahkan.

Tapi, sesungguhnya untuk saat ini hal yang paling menarik adalah bagaimana kita melawan konsumerisme. Kesadaran dari setiap individu terhadap budaya konsumtif serta prestisius juga harus dibenahi. Jika dalam keadaan negara yang sekarang sedang morat marit, ditambah lagi dengan perilaku manusianya yang selalu menuruti gaya hidup mewah, glamor dan gengsian, maka segala upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak akan terelakkan lagi. Akibatnya KKN bertebaran dimana-mana, dari tingkat pedesaan hingga pemerintah sentral.

Perlawanan Strategis

Untuk itu ada beberapa bentuk perlawanan strategis yang harus dibangun untuk melawan budaya konsumtif yang bisa kita lakukan.

Pertama, membangun pendidikan kritis terhadap masyarakat , sebab pendidikan merupakan sarana untuk memproduksi kesadaran diri dan mengembalikan kemanusiaan manusia. Dalam hal ini pendidikan berperan membangkitkan kesadaran kritis sebagai syarat upaya untuk melawan konsumerisme. Sebab dibalik konsumerisme terdapat proses dehumanisasi dimana orang dipaksakan untuk selalu membeli. Artinya disitu pendidikan adalah bentuk perlawanan paling utama untuk membangun kesadaran masyarakat atas keterjajahan diri oleh orang lain. Hanya masalahnya selama ini justru pendidikan tidak pernah terbebas dari kepentingan politik. Pendidikan tidak bisa terbebaskan dari upaya untuk melanggengkan dan melegitimasi kekuasaan sistem sosial ekonomi. Sehingga pendidikan cenderung sebagai sarana untuk memproduksi sistem dan struktur sosial yang tidak adil. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem pendidikan yang justru membebaskan masyarakat dari dominasi kekuasaan dan ketidakadilan. Pendidikan yang memproduksi sistem kesadaran kritis, seperti menumbuhkan kesadaran kelas, kesadaran gender, dan kesadaran lainnya. Sehingga pendidikan diharapkan akan menghasilkan sebuah gerakan untuk melawan dehumanisasi, eksploitasi kelas, dominasi gender, dan dominasi serta hegemoni budaya lainnya.

Kedua , mengantisipasi budaya instan yang mengganggap bahwa bahagia, kekayaan, sukses, dan prestasi bisa diraih seperti membalik telapak tangan, juga harus dilawan dengan budaya yang memandang bahwa semua itu harus diraih dengan keringat dan air mata. Budaya-budaya yang menggampangkan penyelesaian persoalan dengan cara potong kompas dalam kehidupan sehari-hari mesti dilawan dengan cara-cara yang lebih beradab. Prestasi yang diraih dengan kerja keras harus diberi penghargaan secara layak dan harus diciptakan mekanisme penilaian untuk orang-orang yang meraih prestasi dengan kerja keras.

Ketiga, membangun budaya yang produktif dan berdikari. Budaya yang hanya bisa memakai, menghabiskan waktu dan uang yang tak bermanfaat, harus dilawan dengan budaya yang lebih memberikan hal-hal yang bermanfaat dalam kehidupan. Kalau sekarang kita hanya menjadi masyarakat pemakai (pemakai barang produk luar negeri, konsumen pemikiran, dan gaya hidup asing), Ubahlah kebiasaan "membeli yang baru" atau istilah bekennya "lembiru" (lempar beli yang baru!) dengan kebiasaan memperbaiki, mendaur ulang, atau "membuat yang baru". Mulai dari hal-hal kecil saja. Hal ini merupakan filosofi dari kaum underground yang biasa disebut DIY (Do It Yourself).

Berbagai hal bisa kita lakukan dalam koridor DIY ini. Mulailah dari lingkungan di sekitarmu. Rumah misalnya. Lihatlah peralatan-peralatan di rumahmu! Adakah yang rusak atau memerlukan sedikit 'sentuhan' baru? Jika ada yang rusak cobalah untuk memperbaikinya sebisa mungkin. Lihatlah, masih banyak hal-hal lain yang bisa kita lakukan. Tergantung inisiatif dan kreatifitas kita. Dengan begitu, kita tidak perlu takut untuk terpengaruh oleh pola hidup konsumtif, dan hedonis. Sebab pada dasarnya kita bukanlah bangsa yang gampang terpengaruh oleh budaya konsumtif yang bisa menghancurkan peradaban.

Medan, 01 Mei 2009

Hormat Penulis

MIQDAD

Kamis, 23 April 2009

Bersikap Cerdas dalam Menerima Kekalahan

Bersikap Cerdas dalam Menerima Kekalahan

Oleh : Miqdad

Prosesi pesta rakyat khususnya pemilu legislatif telah usai pada tanggal 9 April lalu, namun hal tersebut menciptakan persaingan keras bagi calon legislatif baik di internal dan eksternal partai politik.

Sebab sebanyak 11.215 caleg memperebutkan 560 kursi DPR, dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi DPD. Selain itu, sekitar 112. 000 orang bertarung untuk mendapatkan 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota, (www.kpu.go.id). Hal yang paling pasti dalam persaingan itu adalah ada yang terpilih menjadi wakil rakyat, dan ada pula yang tidak.

Untuk para politisi yang berhasil meraup suara rakyat agar melaksanakan janji – janjinya ketika ia berkampanye. Lalu untuk calon legislatif yang tidak terpilih , apakah pernyataan siap menang dan siap kalah itu bisa diterima dan dipertanggung jawabkan? Menerima kemenangan lebih mudah daripada menerima kekalahan.

Semoga semua caleg yang bertarung jauh-jauh hari telah mempersiapkan diri untuk menerima kekalahan. Tidak sebaliknya, jauh-jauh harus sudah berangan-angan menjadi anggota legislatif. Menjadi seorang wakil rakyat harus berdasarkan keinginan untuk mengabdikan diri kepada negara , bukan didasari oleh kekuasaan dan harta semata. Sebab, sejumlah kekecewaan itu dialami para caleg ambisius yang gagal menggapai kursi anggota legislatif.

Yang tidak bisa menerima kekalahan sebagai suatu kewajaran dalam pertarungan yang selalu ada menang dan kalah. Tidak sanggup menerima kekalahan akan sangat memengaruhi mental dan dapat mengguncang kejiwaan. Dikhawatirkan, rumah sakit jiwa menjadi rumah baru bagi para caleg yang kalah itu. Sebab hal yang paling memilukan dihati saya adalah kemarin ketika membaca di beberapa media massa yang memberi kabar seorang calon legislator yang berasal dari Kota Banjar nekat gantung diri, dikarenakan tidak lolos.

Tulisan ini bukan bermaksud under estimated terhadap para calon legislatif yang tidak terpilih pada pemilu legislatif 2009 kali ini. Tetapi lebih mengajak bagaimana caranya untuk membangun cara berfikir dan memiliki sikap yang cerdas dalam menerima kekalahan , serta peran partai politik dalam membangkitkan semangat caleg yang tidak terpilih. Pola berfikir yang harus dibangun yaitu menganggap seluruh biaya yang dikeluarkan selama bertarung memperebutkan kursi legislatif sebagai sedekah kepada masyarakat. Apa yang telah diberikan kepada masyarakat jangan dianggap sebagai nilai yang harus dibayar masyarakat dengan suara di hari pemilihan umum. Berfikir seperti itu , para caleg yang tidak terpilih secara tidak langsung adalah orang yang mengabdikan diri kepada Negara dan masyarakat. Sebab tidak terpilihnya para caleg yang telah berjuang pada pemilu legislatif kali ini, bukan berarti ‘kalah’ dalam segalanya.

Hal yang harus ditunjukkan kepada masyarakat adalah sikap siap kalah secara berani. Sebab hal tersebut dapat membangun kedewasaan politik, kecerdasan politik dan ketulusan atau keikhlasan politik. Keikhlasan politik hanya dapat terjadi jika di dalam diri para politisi telah tertanam motivasi dalam perjuangan politiknya, yakni ingin menyejahterakan rakyat, tidak lebih. Ketiadaan keikhlasan dalam berpolitik biasanya selalu melahirkan kekecewaan dan penyesalan ketika menghadapi kekalahan. Apalagi misalnya, persaingan yang berujung pada kekalahan itu telah menelan materi yang tidak sedikit, hingga rumah digadai dan mobil dijual.

Mengutip pernyataan Ketua Forum Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa (FJKKJ) dr G Pandu Setiawan, SpKJ (pada KOMPAS 09 April 2009) Anggota keluarga juga memiliki peran dengan menghibur dan menasihati kepada caleg yang gagal terpilih pada Pemilu, 9 April 2009, sehingga dapat mencegah kemungkinan depresi berat bagi caleg yang bersangkutan.

Sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan caleg yang gagal terpilih akan menderita depresi, karena masih ada keluarga dan kelompok masyarakat terdekat yang mampu membantu mencegah timbulnya depresi.

Tanggung Jawab Partai Politik

Calon anggota legislatif bisa mendapatkan nomor urut karena direkrut oleh partai politik. Beberapa alasan partai politik melirik caleg yang bersangkutan karena memiliki kapasitas, kualitas bahkan karena popularitas. Namun, beberapa caleg memberanikan diri untuk mendaftar ke partai politik dengan berbagai alasan, diantaranya ikut merubah nasib bangsa, hanya sekedar coba-coba sampai hanya untuk memenuhi kuota tertentu.

Lolos tidaknya caleg bisa ikut dalam pemilu adalah wewenang partai politik. Partai politik merasa diuntungkan dengan banyaknya caleg yang ada karena dipastikan akan bekerja keras untuk mendapatkan suara bagi caleg yang bersangkutan dan tentunya untuk partai. Namun sayang, partai politik terkesan hanya memanfaatkan si caleg tanpa dibarengi dengan pemahaman yang jelas tentang apa maksud dan tujuan dari pencalegan ini. Bahwa, jabatan legislator adalah sebuah amanah dan pengabdian yang membutuhkan keikhlasan dalam berjuang.

Partai politik seharusnya juga memberikan pemahaman kepada caleg agar harus benar-benar rasional dalam mengeluarkan dana dan materi. Selain itu, parpol juga harus memberikan pemahaman terhadap peta politik kepada para calegnya, sehingga mereka bisa menghitung kalkulasi menang atau kalahnya dalam pemilu. Ini penting karena banyak caleg yang sama sekali tidak tahu menahu tentang peta politik dan prediksi terhadap parpol yang bersangkutan.

Namun apa mau dikata, ibaratnya nasi sudah menjadi bubur. Karena ketidaktahuan dan kenekatan para caleg, kini mereka harus menderita karena beban yang mereka pikul terlampau berat. Untuk itu, kini saatnya partai politik ikut andil dalam membina kembali para caleg yang telah berjuang untuk partainya. Jangan hanya mengambil untung dari para caleg, namun disaat mereka membutuhkan bantuan, para pengurus parpol seakan tutup mata dengan keadaan ini.

Parpol harus memberikan dukungan dan bimbingan moral kepada para caleg yang gagal bahwa jabatan sebagai anggota legislative bukanlah satu-satunya jalan untuk mengabdi. Masih banyak lahan untuk memberikan darma bhaktinya untuk ibu pertiwi ini.

Celakanya, penyesalan itu bermuara pada keputusasaan yang tidak dapat terkontrol, yang akhirnya melahirkan sakit jiwa. Maka, bagi segenap politisi, harus berfikir cerdas dan bersikap siap mental dalam berpolitik, dengan melakukan tindakan yang terukur dan rasional sesuai dengan kapabilitasnya, baik itu kapabilitas intelektual, material, maupun moral, etika dan nurani.

Dalam pertarungan demokrasi, kalah atau menang adalah kehendak yang harus diterima. Pemenangpun harus bijak, tidak harus bertepuk dada tetapi harus mawas diri. Bahwa kehendak menang itu adalah amanah dari masyarakat yang harus diperjuangkan. Sedangkan kehendak kalahpun, akan menjadi terhormat bila dengan sikap jantan memberi selamat kepada pemenang. Kekalahan adalah kemenangan tertunda yang harus diperjuangkan dalam pertarungan berikutnya dengan penuh mawas diri dan kerja keras. ***

Penulis adalah Mahasiswa, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
Dimuat di Harian Analisa 23 April 2009.
http://analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=13027:bersikap-cerdas-dalam-menerima-kekalahan&catid=78:umum&Itemid=131